Senin, 28 Desember 2009

dari "dunia sandiwara" menuju "dunia nyata perpolitikan"


Fenomena yang menjadi tren, terutama saat pesta demokrasi kemarin adalah fenomena artis yang terjun ke dunia politik. Artis yang mencoba untuk merambah dari dunia penuh kamera menuju dunia nyata perpolitikan telah menjadi tren yang sangat fenomenal saat ini. Di negeri kita tercinta ini hal itu sangat menjadi sebuah realita yang menjadi sorotan publik, terutama saat pesta demokrasi sedang berlangsung. Apakah yang menjadi alasan mereka untuk beralih profesi menjadi seorang pemimpin negeri tercinta kita ini? Apakah itu sebagai ajang untuk semakin mem"populer"kan dirinya, atau mereka memang benar-benar mencoba untuk memimpin dengan semestinya? Semoga saja "selebritis politik" ini memang bisa diandalkan menjadi pemimpin.

Terkadang di benak kita masih merasa pesimis dengan fenomena yang mencengangkan ini. Apalagi negeri kita yang memang sedang dirundung keterpurukan. Bahkan pemimpin-pemimpin yang memang berasal dari bidang politik pun masih banyak yang belum bisa mengemban amanah rakyat untuk mensejahterakan rakyatnya sampai saat ini. Apakah mereka mampu menjadikan kemampuan mereka yang terbiasa di "dunia sandiwara" dialihkan menjadi kemampuan di "dunia nyata" dalam bidang politik yang sangat menentukan nasib rakyat ini?

Partai Amanat Nasional (PAN) merupakan salah satu partai yang banyak dilirik kalangan artis untuk terjun ke panggung politik. Pada pemilu 2009 kemarin, sedikitnya 20 artis telah menyatakan siap menjadi caleg dari PAN untuk kursi DPR RI. Antara lain Derry Dradjat dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat, Ardian Maulana (Sumatera Barat), Eko Patrio (Jawa Timur), Marini Zumarnis dan Wanda Hamidah (DKI), Wulan Guritno (Jawa Tengah), Ikang Fauzi (Banten), dan pelawak Cahyono (Jawa Barat). Banyaknya artis yang bergabung dengan PAN, sampai-sampai ada yang memplesetkan singkatan PAN menjadi ‘Partai Artis Nasional’.

Dengan fenomena ini sungguh kita berharap adanya pencerahan yang lebih baik, bukan malah merugikan kita sendiri. Banyak juga artis yang mengakui adanya ketimpangan peran yang awalnya mereka merasa stress karena belum bisa menyesuaikan diri berkecimpung di dunia politik. Mereka mengakui sangat memerlukan energi tambahan untuk memulai bekerja di kursi perpolitikan.

Sebenarnya fenomena ini dapat dikatakan wajar saja. Asalkan mereka mempunyai kompetensi untuk mengikuti dalam bidang politik. Walaupun mereka berasal dari bidang itu, asalkan mereka mampu menguasainya semua tak jadi masalah. Asalkan mereka bisa membawa nasib bangsa ini menuju suatu bangsa yang terhindar dari keterpurukan yang selama ini menjadi momok bangsa ini, bukan malah menambah derita bangsa kita ini :)

3 komentar:

  1. bagaimana pendapatmu tentang banyak sekali yang meragukan kualitas seorang artis yang turun sebagai politikus?

    BalasHapus
  2. menurut saya itu wajar saja . karena mereka menganggap bahwa seorang artis belum mampu menguasai dunia politik. tapi kita juga jangan berpikir bahwa semua artis belum bisa menjadi pemimpin yang baik. contohnya dengan menangnya Rano Karno dapat membuktikan bahwa artis juga mampu berkecimpung di dunia politik.

    BalasHapus
  3. SATUJU,abdi SATUJU . . . .
    kenapa enggak klo seorang artis punya kemampuan dan kompetensi yang baik untuk berpolitik ya sah -sah aja. asal bisa menyalurkan aspirasi rakyat. tentunya tidak mengnganggap panggung politik sebagai panggung sandiwara lagi hehehe . . .

    BalasHapus