Minggu, 10 Januari 2010

RUU Penyadapan Seharusnya Dihentikan atau Dilanjutkan ?


Pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya membahas tentang RUU penyadapan. Banyak pihak yang berharap untuk penghentian penyusunan Rancangan Undang-Undang Pemerintah atau RPP Penyadapan ini, terutama KPK. Hal ini terkait dengan substansinya yang bermasalah serta RPP itu menyalahi prosedur hukum. Jika pemerintah ingin mengatur penyadapan seharusnya dilakukan dengan undang-undang. Pihak yang meminta pemerintah untuk menghentikan penyusunan RUU tersebut, mengharapkan pemerintah dalam waktu dekat ini untuk segera menyiapkan naskah akedemik dan draft RUU tentang penyadapan.

Sebenarnya apa yang menjadi alasan mereka meminta penghentian penyusunan RUU Penyadapan? Sebagian dari pelaku politik mengatakan bahwa daripada terjadi kontroversi lebih baik dihentikan. Jika pemerintah ingin mengatur tentang penyadapan, maka haruslah mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) dan bukan RPP. Sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait uji materi UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Namun saat ini pemerintah sedang berusaha untuk menyelesaikan RUU Penyadapan itu. Mereka sedang mempelajarinya, beberapa lembaga dan kementerian itu termasuk Kemkominfo, Kemhan dan Kemkumham, KPK, Polisi, Kejaksaan, dan BIN. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, RPP tentang Tata Cara Penyadapan akan selesai April atau Mei mendatang. Sebelum disahkan, lembaga yang memiliki kewenangan dapat terus melakukan penyadapan, terutama KPK dan Polri, sementara proses penggodokan masih berlangsung.

Lalu RUU Penyadapan itu dilanjutkan atau dihentikan? Tetapi selama penyadapan itu untuk kepentingan umum demi pemberantasan korupsi dan tidak menyalahi privasi, hal itu tidak jadi masalah. Toh yang akan disadap kan pihak yang dicurigai terindikasi korupsi. Bila PP penyadapan memang dilakukan untuk membersihkan koruptor, kita harus mendukung. Tetapi juga terkadang ada pihak yang menyalahgunakan hal itu untuk kepentingan yang merugikan banyak pihak. Jadi, apapun yang akan menjadi keputusan pemerintah saat ini semoga itu yang terbaik untuk kita semua. :)

Jumat, 08 Januari 2010

Global Warming Menjadi Ketakutan Manusia


Kekhawatiran dunia saat ini adalah semakin dahsyatnya efek rumah kaca yang terjadi di dunia ini. Dampak dari hal itu akan terjadinya pemanasan global yang selalu menakut-nakuti manusia. Selain akan terjadi hujan asam, di hampir sebagian besar belahan dunia, dampak paling buruk peristiwa memantulnya sinar matahari sebelum sampai ke bumi, yaitu mencairnya dataran es di dua kutub. Akibatnya jangan tanya. Gelombang pasang air laut akan segera menyapu separuh daratan se jagad raya.

Peneliti dari Amerika pun mencoba meneliti bahwa Kutub Utara saat ini lapisannya semakin menipis. Kecepatan melelehnya bongkahan es di Kutub Utara juga dialami di belahan Kutub Selatan. Bahkan tidak sampai puluhan tahun, bongkahan ”cadas es” yang kokoh di kutub ini telah lenyap disapu panas. Cadas es yang dulunya merupakan tonggak keperkasaan Kutub Selatan di ujung bumi wilayah Selatan tampaknya tidak tahan terhadap gempuran sinar matahari. Tidak hanya itu, gletser di daerah tebing pegunungan es Kutub Selatan pun juga ikut-ikutan mencair terimbas pemanasan global.

Lalu bagaimana meminimalisir adanya pemanasan global itu? tentu semua berawal dari diri kita sendiri. Cara-caranya seperti ini:
1. Matikan listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

Pelebaran Jalan Kapan Selesainya ?


Pertambahan penduduk dan luas kota menyebabkan jumlah lalu lintas juga meningkat. Sedangkan system lalu lintas mendekati jenuh, sehingga bertambahnya jumlah lalu lintas berpengaruh besar terhadap kemacetan lalu lintas, yang berarti pula bertambahnya waktu dan biaya perjalanan di dalam sistem lalu lintas tersebut. Panjang jalan raya, jalan tol maupun jalan rel yang dibutuhkan untuk tiap orang tergantung pada jarak perjalanan rata-rata orang per hari, dan lebih lanjut ini tergantung pada luas daerah perkotaan. Efisiensi penggunaan bahan bakar, energi, ruang dan waktu yang digunakan dalam transportasi akan sangat berbeda untuk setiap jenis sistem transportasi, menurut jumlah dan kepadatan penduduk dalamkota.
Kegiatan manusia seiring dengan kebutuhan dasar manusia dengan manusia lainnya atau system kebutuhan lainnya seperti alat perhubunganyang disebut dengan alat transportasi. Dengan adanya alat transportasi, maka pergerakan lalu lintas menjadi lebih cepat, aman, nyaman dan terintegrasi. Sarana transportasi (alat angkut) berkembang mengikuti fenomenayang timbul akibat penggalian sumberdaya seperti penemuan teknologi baru, perkembangan struktur masyarakat, dan peningkatan pertumbuhan.

Pemilihan sistem transportasi yang salah untuk wilayah perkotaan dapat mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas, yang berarti pemborosan besar dari penggunaan energi dan ruang, serta timbulnya masalah pencemaran udara akibat gas buang kendaraan yang semakin besar jumlahnya.

Dengan keadaan seperti itu, saat ini terlihat proyek jalan yang berada di jalan raya penghubung Muntilan-Magelang sampai saat ini belum juga terselesaikan. Dapat dilihat jalan yang menghubungkan antar kota tersebut sangat sempit dengan dua arah. Apalagi ketika siang hari dapat terjadi macet yang sangat panjang akibat sempitnya jalan raya tersebut. Apalagi keadaan jalan itu sangat tidak rata, banyak lubang di sepanjang jalan. Adanya program pelebaran jalan yang sidah direncanakan sejak dulu pun saat ini masih tahap pengosongan lahan di pinggir jalan yang akan dilebarkan.

Hal ini dapat dilihat saat liburan kemarin. Sempitnya jalan sepanjang 8,5 km yang menghubungkan Magelang - Keprekan, mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas pada libur sekolah yang bersamaan dengan libur Natal 2009 dan tahun baru 2010. Pada jalur utama yang menghubungkan Yogyakarta itu, sejak kemarin terjadi kemacetan sepanjang 3 km. Kemacetan arus lalu lintas jalan Magelang - Keprekan, terjadi mulai pertigaan depan New Armada hingga jembatan Kali Elo, tepatnya Desa Blondo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Arus lalu lintas baik dari arah Yogyakarta maupun dari arah Semarang, berjalan merayap. Kendaraan yang memadati jalan yang hendak dilebarkan dari 8 meter menjadi 24 meter untuk dua lajur tersebut, sebagian besar kendaraan berplat nomor polisi (nopol) luar daerah, seperti Semarang, Surabaya, Tegal, Bandung, Jakarta dan daerah lain.

Sangat diharapkan program pelebaran jalan tersebut akan segera terselesaikan secepatnya sehingga kemacetan yang terjadi di sepanjang jalan tersebut dapat diminimalisir. Dan kenyamanan para pengendara pun akan tercapai.. :)

Bunuh diri menjadi fenomena ter”populer” saat ini


Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh warga saat ini sedang marak-maraknya di Indonesia. Bahkan jumlah orang yang mencoba melakukan bunuh diri saat ini meningkat. Kebanyakan yang melakukannya adalah remaja dan ibu rumah tangga. Penyebabnya bermacam-macam, ada yang karena alasan ekonomi, karena alasan cinta, bahkan karena depresi akibat PHK. Cara bunuh diri mereka pun bermacam-macam, ada yang mencoba loncat dari menara, gantung diri, minum obat mematikan, bahkan ada yang mencoba menabrakkan diri ke kereta api.

Seperti yang telah terjadi akhir-akhir ini, ada seorang laki-laki yang berusaha bunuh diri dengan mencoba loncat dari mall yang dikunjungi oleh banyak orang. Kejadian itu terekam dengan jelas melalui kamera CCTV mall tersebut. Selain itu, pada minggu lalu ada seorang perempuan mencoba bunuh diri dengan cara loncat dari sebuah gedung atau menara. Perempuan itu mengalami patah tulang di kakinya dan gegar otak di kepalanya. Dia berusaha bunuh diri dengan alasan karena tidak mendapatkan pekerjaan. Mereka merasa dengan bunuh diri dapat menyelesaikan masalah, apa itu benar?

Seperti yang kita ketahui, bunuh diri merupakan gejala sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Menurut Emile Durkheim, bunuh diri berbanding terbalik dengan tingkat integrasi. Apabila tingkat integrasi pada suatu masyarakat tinggi, maka tingkat bunuh diri yang terjadi pada masyarakat rendah. Begitu sebaliknya, jika tingkat integrasi pada suatu masyarakat rendah, maka tingkat bunuh diri pada masyarakat itupun akan tinggi. Dia juga mengatakan bahwa ada 4 macam tipe bunuh diri, yaitu: bunuh diri egoistik, bunuh diri altruistik, bunuh diri anomi, dan bunuh diri fatalistik.

Bunuh diri egoistik merupakan bunuh diri yang didasari dengan sikap egoisme, yaitu sikap seseorang yang tidak berintegrasi dengan kelompoknya, yaitu keluarga, teman-teman, kumpulan agama, dan sebagainya. Bunuh diri altruistik terdapat pengintegrasian yang menyangkut seluruh hidup seseorang, memandang hidup di luar grup atau dalam pertentangannya dengan grup tidak berharga. Bunuh diri akibat anomi adalah bunuh diri yang didasari sikap anomi yaitu keadaan moral, dimana orang yang bersangkutan kehilangan cita-cita, tujuan, dan norma dalam hidupnya.

Seperti contoh yang terjadi baru-baru ini adalah gara-gara terlilit utang, seorang wanita muda nekat mencoba bunuh diri dengan melompat dari fly-over Prumpung, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa 6 Januari 2010. Hingga kini, korban masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur.

Aas Wintarsih, warga Cipinang Latihan, Jatinegara, kini terbaring lemah di rumahnya di RT 14/RW 2 Nomor 8 Cipinang Besar Utara, Jatinegara. Sebelumnya, ia dirawat di RS Persahabatan. Aas mengalami patah tulang kedua lengan serta luka parah di kepalanya.

Diduga korban berupaya mengakhiri hidupnya karena terlilit utang. Dugaan ini dikuatkan temuan polisi atas surat wasiat yang ditujukan kepada kedua orangtuanya. Dalam surat wasiat tersebut dijelaskan bila korban memiliki utang sebesar Rp2 juta. Korban frustasi karena ditagih terus menerus oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Polisi belum dapat memberikan keterangan rinci mengenai aksi percobaan bunuh diri ini. Polisi baru meminta keterangan dari korban dan beberapa saksi mata. Sementara orangtua korban hanya bisa menunduk sedih, meratapi keputusan tragis anak mereka.
Jika dikaji lebih dalam, permasalahan bunuh diri selama ini yang terjadi di masyarakat Indonesia ini adalah bunuh diri akibat anomi. Mereka merasa kehilangan pegangan hidup sehingga apa yang mereka alami saat itu menjadi beban hidup bagi mereka dan merasa bunuh diri adalah cara menyelesaikan permasalahan hidup mereka. Tapi apakah cara yang mereka tempuh itu benar? Semakin banyak permasalahan hidup yang mereka alami, seharusnya membuat mereka bisa berpikir semakin dewasa.

Senin, 28 Desember 2009

dari "dunia sandiwara" menuju "dunia nyata perpolitikan"


Fenomena yang menjadi tren, terutama saat pesta demokrasi kemarin adalah fenomena artis yang terjun ke dunia politik. Artis yang mencoba untuk merambah dari dunia penuh kamera menuju dunia nyata perpolitikan telah menjadi tren yang sangat fenomenal saat ini. Di negeri kita tercinta ini hal itu sangat menjadi sebuah realita yang menjadi sorotan publik, terutama saat pesta demokrasi sedang berlangsung. Apakah yang menjadi alasan mereka untuk beralih profesi menjadi seorang pemimpin negeri tercinta kita ini? Apakah itu sebagai ajang untuk semakin mem"populer"kan dirinya, atau mereka memang benar-benar mencoba untuk memimpin dengan semestinya? Semoga saja "selebritis politik" ini memang bisa diandalkan menjadi pemimpin.

Terkadang di benak kita masih merasa pesimis dengan fenomena yang mencengangkan ini. Apalagi negeri kita yang memang sedang dirundung keterpurukan. Bahkan pemimpin-pemimpin yang memang berasal dari bidang politik pun masih banyak yang belum bisa mengemban amanah rakyat untuk mensejahterakan rakyatnya sampai saat ini. Apakah mereka mampu menjadikan kemampuan mereka yang terbiasa di "dunia sandiwara" dialihkan menjadi kemampuan di "dunia nyata" dalam bidang politik yang sangat menentukan nasib rakyat ini?

Partai Amanat Nasional (PAN) merupakan salah satu partai yang banyak dilirik kalangan artis untuk terjun ke panggung politik. Pada pemilu 2009 kemarin, sedikitnya 20 artis telah menyatakan siap menjadi caleg dari PAN untuk kursi DPR RI. Antara lain Derry Dradjat dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat, Ardian Maulana (Sumatera Barat), Eko Patrio (Jawa Timur), Marini Zumarnis dan Wanda Hamidah (DKI), Wulan Guritno (Jawa Tengah), Ikang Fauzi (Banten), dan pelawak Cahyono (Jawa Barat). Banyaknya artis yang bergabung dengan PAN, sampai-sampai ada yang memplesetkan singkatan PAN menjadi ‘Partai Artis Nasional’.

Dengan fenomena ini sungguh kita berharap adanya pencerahan yang lebih baik, bukan malah merugikan kita sendiri. Banyak juga artis yang mengakui adanya ketimpangan peran yang awalnya mereka merasa stress karena belum bisa menyesuaikan diri berkecimpung di dunia politik. Mereka mengakui sangat memerlukan energi tambahan untuk memulai bekerja di kursi perpolitikan.

Sebenarnya fenomena ini dapat dikatakan wajar saja. Asalkan mereka mempunyai kompetensi untuk mengikuti dalam bidang politik. Walaupun mereka berasal dari bidang itu, asalkan mereka mampu menguasainya semua tak jadi masalah. Asalkan mereka bisa membawa nasib bangsa ini menuju suatu bangsa yang terhindar dari keterpurukan yang selama ini menjadi momok bangsa ini, bukan malah menambah derita bangsa kita ini :)