Jumat, 08 Januari 2010

Bunuh diri menjadi fenomena ter”populer” saat ini


Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh warga saat ini sedang marak-maraknya di Indonesia. Bahkan jumlah orang yang mencoba melakukan bunuh diri saat ini meningkat. Kebanyakan yang melakukannya adalah remaja dan ibu rumah tangga. Penyebabnya bermacam-macam, ada yang karena alasan ekonomi, karena alasan cinta, bahkan karena depresi akibat PHK. Cara bunuh diri mereka pun bermacam-macam, ada yang mencoba loncat dari menara, gantung diri, minum obat mematikan, bahkan ada yang mencoba menabrakkan diri ke kereta api.

Seperti yang telah terjadi akhir-akhir ini, ada seorang laki-laki yang berusaha bunuh diri dengan mencoba loncat dari mall yang dikunjungi oleh banyak orang. Kejadian itu terekam dengan jelas melalui kamera CCTV mall tersebut. Selain itu, pada minggu lalu ada seorang perempuan mencoba bunuh diri dengan cara loncat dari sebuah gedung atau menara. Perempuan itu mengalami patah tulang di kakinya dan gegar otak di kepalanya. Dia berusaha bunuh diri dengan alasan karena tidak mendapatkan pekerjaan. Mereka merasa dengan bunuh diri dapat menyelesaikan masalah, apa itu benar?

Seperti yang kita ketahui, bunuh diri merupakan gejala sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Menurut Emile Durkheim, bunuh diri berbanding terbalik dengan tingkat integrasi. Apabila tingkat integrasi pada suatu masyarakat tinggi, maka tingkat bunuh diri yang terjadi pada masyarakat rendah. Begitu sebaliknya, jika tingkat integrasi pada suatu masyarakat rendah, maka tingkat bunuh diri pada masyarakat itupun akan tinggi. Dia juga mengatakan bahwa ada 4 macam tipe bunuh diri, yaitu: bunuh diri egoistik, bunuh diri altruistik, bunuh diri anomi, dan bunuh diri fatalistik.

Bunuh diri egoistik merupakan bunuh diri yang didasari dengan sikap egoisme, yaitu sikap seseorang yang tidak berintegrasi dengan kelompoknya, yaitu keluarga, teman-teman, kumpulan agama, dan sebagainya. Bunuh diri altruistik terdapat pengintegrasian yang menyangkut seluruh hidup seseorang, memandang hidup di luar grup atau dalam pertentangannya dengan grup tidak berharga. Bunuh diri akibat anomi adalah bunuh diri yang didasari sikap anomi yaitu keadaan moral, dimana orang yang bersangkutan kehilangan cita-cita, tujuan, dan norma dalam hidupnya.

Seperti contoh yang terjadi baru-baru ini adalah gara-gara terlilit utang, seorang wanita muda nekat mencoba bunuh diri dengan melompat dari fly-over Prumpung, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa 6 Januari 2010. Hingga kini, korban masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur.

Aas Wintarsih, warga Cipinang Latihan, Jatinegara, kini terbaring lemah di rumahnya di RT 14/RW 2 Nomor 8 Cipinang Besar Utara, Jatinegara. Sebelumnya, ia dirawat di RS Persahabatan. Aas mengalami patah tulang kedua lengan serta luka parah di kepalanya.

Diduga korban berupaya mengakhiri hidupnya karena terlilit utang. Dugaan ini dikuatkan temuan polisi atas surat wasiat yang ditujukan kepada kedua orangtuanya. Dalam surat wasiat tersebut dijelaskan bila korban memiliki utang sebesar Rp2 juta. Korban frustasi karena ditagih terus menerus oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Polisi belum dapat memberikan keterangan rinci mengenai aksi percobaan bunuh diri ini. Polisi baru meminta keterangan dari korban dan beberapa saksi mata. Sementara orangtua korban hanya bisa menunduk sedih, meratapi keputusan tragis anak mereka.
Jika dikaji lebih dalam, permasalahan bunuh diri selama ini yang terjadi di masyarakat Indonesia ini adalah bunuh diri akibat anomi. Mereka merasa kehilangan pegangan hidup sehingga apa yang mereka alami saat itu menjadi beban hidup bagi mereka dan merasa bunuh diri adalah cara menyelesaikan permasalahan hidup mereka. Tapi apakah cara yang mereka tempuh itu benar? Semakin banyak permasalahan hidup yang mereka alami, seharusnya membuat mereka bisa berpikir semakin dewasa.

1 komentar:

  1. bunuh diri emg skrg ini gi bner2 marak ya,,,
    betapa kejam dunia ini,,,
    tp sbenernya mereka2 itu hnyalah korban dari keganasan dunia,,,,itu klo kta pakde Durkheim..
    mereka tdk mmpu melakukan survival of the fittes jd ga mampu ngikutin natural selection kya kta "om spencer"(hehe bner Spencer ga cieh?)

    padahal idup tu brhrga bgt...idup kn cm se x...

    BalasHapus